Safik.Hexat.Com
kumpulan cerita mesum khusus dewasa
18+ Enter Herearthur ski snow sexArthur: Ski, Snow & Sex
Hobby favorite saya adalah main ski. Pertama kali saya tiba di Amerika, saya tidak sabar untuk belajar ski karena pada dasarnya saya suka sekali dengan tantangan. Nama saya Arthur, ini kisahku.
Pada bulan September 1998, teman baik saya bernama Antonio (dari Italia) mengirim saya email. Inti email adalah International Student Organization (ISO) kampus saya tahun ini akan mengadakan ski trip ke Aspen di negara bagian Colorado. Pada tahun-tahun sebelumnya, ski trip biasanya diadakan ke Bear Mountain di California, Mount Hood di Oregon atau ke Utah. Saya langsung menjawab dengan antusias kesediaan ikut. Saya minta si Vita untuk didaftarkan juga karena ia suka main ski.
Vita adalah seks partner saya. Kita adalah teman baik tapi kita tidak mau terikat hubungan ikatan. Cukup hubungan intim. Ski trip diadakan pada hari Thanksgiving di bulan November. Thanksgiving merupakan hari perayaan nasional orang Amerika dimana beratus tahun yang lalu nenek moyang orang Amerika beremigrasi dari Inggris. Setiba di benua Amerika, mereka tidak punya makanan sama sekali. Beruntung orang Indian berbaik hati dan memberi mereka makanan. Kebaikan hati dan sikap bersahabat orang Indian ini dijadikan sebagai perayaan Thanksgiving di Amerika. OK, kita lanjutkan ceritanya.
Thanksgiving Day 1998
Jum’at
Saya dan Vita sudah menunggu di airport untuk berangkat ke Aspen. Saya dan Vita telah membawa sendiri peralatan ski. Ada sekitar 30 orang yang ikut serta. Si Antonio dan pacarnya, Priscilla (orang Venezuela) tampak sibuk mengatur dan mendaftar orang-orang yang telah hadir. Sebagian besar yang ikut adalah anak-anak freshman. Ada 2 orang Indonesia yang ikut. Jam 6 pagi tepat, pesawat United Airline yang kami tumpangi berangkat menuju ke Aspen. Jam 9:30, pesawat mendarat di Denver. Lalu dengan mengendarai bis yang telah disewa, kami melanjutkan perjalanan ke Aspen yang memakan waktu 2 jam.
Setiba di Aspen, para panitia langsung check-in ke hotel dan menunjukkan kamar-kamar para peserta ski trip. Saya dan Vita mendapatkan tempat di lodge bersama dengan Antonio dan Priscilla, tetapi kamarnya dibuat terpisah yaitu Vita dan Priscilla sedangkan saya dengan Antonio. Setelah makan siang, rombongan dibawa ke tempat bermain ski. Bagi yang tidak punya peralatan ski, bisa sewa. Tempat bermain ski dikelilingi pegunungan yang sangat indah dan tertutup salju. Sejauh mata memandang, semuanya putih. Di lereng gunung, terlihat rumah-rumah dari kayu serta hotel-hotel ditengah-tengah pepohonan cemara.
Pemandangan yang sangat cantik. Saya sibuk memotret pemandangan ini dengan peralatan kameraku. Peserta yang belum bisa main ski disediakan guru, sedangkan yang sudah bisa main ski diperbolehkan untuk naik ski lift jalur kuning untuk dibawa ke atas gunung. Perjalanan naik ski lift keatas gunung memakan waktu 3 menit, tapi perjalanan turun kebawah bisa butuh waktu lebih lama karena track skinya dibuat mengitari gunung.
Saya, Vita, Antonio dan Priscilla langsung naik ski lift ke jalur merah. Jalur merah merupakan jalur yang paling curam dan tinggi. Hanya direkomendasikan bagi yang sudah ahli main ski. Ada beberapa teman dari Rusia, Jepang dan Inggris yang ikut dengan kita ke jalur merah. Setiba di puncak gunung, kita semua langsung balapan turun kebawah. Benar-benar menegangkan dan menyenangkan. Sambil meluncur turun, tidak henti-hentinya kita saling memotong depan teman sambil tertawa-tawa. Begitu sampai di ski station di lereng gunung, kembali kita naik ski lift dan berlomba adu cepat menuruni gunung dengan ski.
Pemandangan dari atas gunung benar-benar indah. Cuaca –20 derajat celcius tidak terasa begitu dingin karena badan kami sudah hangat dibungkus jaket ski yang tebal. Tidak terasa, kami sudah main ski selama 5 jam. Kami istirahat ke ski station untuk makan dan minum. Puas istirahat, Saya, Vita, Priscilla dan Antonio kembali melanjutkan main ski. Teman-teman yang lain memutuskan untuk kembali ke hotel untuk istirahat. Ternyata bermain ski di malam hari tidak kalah indah karena lampu-lampu disepanjang ski track membuat suasana lebih romantis dan indah. Jam 7 malam, kami berempat sudah lelah dan diputuskan untuk kembali ke cottage.
Karena Antonio adalah ketua panitia, maka ia bebas memilih sendiri cottage yang diinginkan. Didalam cottage kami ada Jacuzzi. Jacuzzinya terletak di teras lantai dua. Antonio menawarkan untuk berendam di air hangat Jacuzzi setelah makan malam, saya langsung setuju. Acara makan malam untuk peserta diadakan di restoran dekat hotel. Acara makan malam disusul dengan games dan penyalaan api unggun.
Selesai acara itu, kita berempat kembali ke cottage. Jacuzzi telah disiapkan Antonio. Saya dan Antonio langsung membuka membuka semua baju hangat dan nyemplung ke Jacuzzi dengan menggunakan celana pendek. Sedangkan Vita dan Priscilla menggunakan BH dan celana dalam. Saya belum bercerita tentang Priscilla. Priscilla sangat cantik, ia adalah bom seks di ISO. Wajahnya yang khas dari negara latin membuat dirinya sangat cantik dan erotis. Rambunya berwarna pirang, buah dadanya besar dan tubuhnya langsing dan berisi.
Sering sekali saya mendengar komentar dari teman-teman yang horny melihat Priscilla di kampus. Jujur saja, saya sering ereksi melihat cara Priscilla berpakaian di kampus dan sekarang malam ini Priscilla hanya menggunakan BH dan celana dalam di hadapan saya, oh yes! I’m in paradise. Antonio sendiri orangnya ganteng. Tingginya 185 cm, tubuhnya sangat atletis, wajahnya khas orang Italia dengan rambutnya yang selalu terlihat klimis. Sedangkan Vita, seks partner saya, bertubuh langsing padat dan buah dadanya besar. Rambutnya panjang dan kulitnya putih.
Sambil menikmati kehangatan Jacuzzi, saya memeluk Vita dan Antonio memeluk Priscilla. Kita berendam sambil minum wine dan saling bertukar cerita sambil tertawa-tawa. Vita kemudian minta ijin untuk ke toilet. Saya melihat mata Antonio langsung memperhatikan tubuh Vita yang dibalut BH dan celana dalam yang basah sehingga tampak puting dan bulu kemaluannya.
Tidak lama, si Priscilla ikut-ikutan ke toilet, sekarang giliran saya melihat tubuh Priscilla yang molek. Saya dan Antonio kembali ngobrol sambil minum. Vita dan Priscilla kembali ke Jacuzzi sambil tertawa-tawa. Vita menarik tangan saya untuk keluar dari Jacuzzi dan Priscilla juga menarik tangan Antonio. Dengan tanda tanya, kita berdua mengeringkan tubuh dengan handuk dan dibimbing ke ruang tengah. Perapian sudah dinyalakan sehingga ruangan telah hangat.
“Saya dan Vita sepakat, malam ini kita bertukar pasangan” kata Priscilla sambil tersenyum.
“Agree guys?” kata Vita.
“Terserah panitia yang punya acara” kata saya.
“Up to you ladies” kata Antonio sambil tertawa.
“Sekarang kalian berdua duduk disofa” kata Priscilla.
Saya dan Antonio duduk di sofa kemudian Vita membuka BH Priscilla dan menarik celana dalamnya, lalu gantian Priscilla membuka BH dan celana dalam Vita. Saya dan Antonio tak henti-hentinya menelan ludah melihat tubuh-tubuh telanjang itu.
Vita menghampiri Antonio dan mereka langsung berciuman. Priscilla juga menghampiri diriku dan kita berciuman. Tak henti-hentinya tangan saya menggerayangi tubuh Priscilla, saya remas buah dadanya dan mengusap vaginanya. Priscilla sangat agresif. Kontol saya diremas dan ditarik. Saya melirik ke Vita dan mereka sedang sibuk dalam posisi 69.
Priscilla kemudian jongkok dihadapanku, kontol saya langsung dihisap dengan penuh nafsu, sekali-sekali matanya melirik kesaya dengan pandangan menggoda. Kemudian Priscilla mencondongkan dadanya ke kontol saya lalu kontol saya dikepit diantara payudaranya yang besar. Langsung saya mendongakkan kepala merasakan kenikmatan ini. Payudara Priscilla dikepit dengan keras sambil digoyang naik turun sehingga kontol saya terasa seperti dikocok-kocok.
“Oh yes baby, do it again” pinta saya.
Saya lalu bertukar posisi, Priscilla duduk di sofa dan saya mulai menjilat vaginanya. Priscilla menjerit dengan nikmat sambil meremas kepala saya. Saya melihat Vita dalam posisi doggy style dan Antonio sedang menggenjot kontolnya dalam vagina Vita. Vita mendesah-desah sambil meremas payudaranya
“Yes Antonio, ***** me, ***** me like a *****” seru Vita.
Melihat Vita terlihat tak berdaya disetubuhi Antonio, gairah saya bertambah dan saya langsung mengarahkan kontol saya ke vagina Priscilla. Ini benar-benar saat yang saya pernah mimpikan, menyetubuhi Priscilla. Wajah Priscilla yang sayu terlihat semakin menggairahkan. Priscilla mengangkat kakinya tinggi lalu menahannya dengan merangkul pangkal pahanya, sedangkan saya mencondongkan dada saya ke dada Priscilla sambil menggenjotnya.
Priscilla kelihatannya semakin keras digenjot semakin liar. Priscilla memutar tubuhnya sehingga posisi berganti menjadi doggy style. Payudara Priscilla yang besar tampak menggelantung langsung saya remas-remas. Priscilla dengan lihai memutar-mutar pantatnya sambil mengikuti irama genjotanku. Baru sekali ini saya merasakan goyangan seperti itu.
Tak lama saya mendengar si Antonio melenguh dengan keras, kontolnya ditarik keluar dari vagina Vita dan diarahkan ke mulut Vita. Vita menjilat dan menelan peju Antonio. Setelah bersih, kembali Antonio memasukkan kontolnya ke vagina Vita dalam posisi doggy style. Keringat disekujur tubuh Vita dan Antonio mengalir dengan deras. Saya sendiri terus menggenjot Priscilla, sekitar 2 atau 3 kali Priscilla memekik dengan keras dan tubuhnya sedikit mengejang tapi ia terus menggoyangkan pantatnya, rupanya ia sedang mengalami multiple orgasm. Saya menjadi kagum melihat stamina Priscilla yang kuat, tapi saya tidak ingin kalah kuat dengannya.
Saya mengubah posisi menjadi duduk lalu Priscilla duduk dipangkuan saya tetapi membelakangiku. Kembali ia menggoyang tubuhnya naik turun dengan penuh enerjik, sedangkan saya meremas payudaranya dari belakang. Akhirnya pertahanan saya runtuh, saya mulai klimaks. Saya berseru dengan nikmat saat peju saya keluar sedangkan Priscilla menghujamkan vaginanya dengan keras ke kontolku sambil berteriak penuh nikmat. Setelah peju saya keluar semua, saya dan Priscilla langsung terduduk dengan lemas. Priscilla duduk dipangkuanku dan kita kembali berciuman. Saya meremas dan menghisap putingnya sedangkan tangan kanan saya kembali mengelus vaginanya.
Vita sendiri tak kalah seru. Antonio dan Vita sedang ML dalam posisi berdiri. Vita berdiri menghadap ke dinding dengan kedua tangannya bertumpu pada dinding sedangkan Antonio dari arah belakang menggenjot kontolnya dalam vagina Vita. Tak henti-hentinya payudara Vita diremas-remas Antonio dan Vita berseru-seru dengan nikmat untuk digenjot lebih keras. Tak lama Antonio kembali ejakulasi, ditarik kontolnya dari vagina Vita lalu dikocok sehingga pejunya muncrat ke pantat Vita. Vita menengok kebelakang dan Antonio mencium bibirnya sambil meremas payudaranya.
Priscilla lalu mendorong tubuh saya sampai telentang di sofa. Kembali Priscilla jongkok dihadapanku lalu memasukkan kontolku ke vaginanya. Dengan penuh gairah, ia kembali mengocok-kocok kontolku dalam vaginanya. Ia merebahkan dadanya kedadaku lalu berciuman. Payudaranya saya remas dengan lembut. Saya melirik ke Vita dan mereka sedang berpelukan sambil melihat kita bersetubuh.
Sambil menghisap puting Priscilla, tiba-tiba Vita berdiri mengangkang dimuka saya lalu mendekatkan vaginanya ke mulutku, langsung saya menjilat vaginanya yang basah. Vita yang posisinya jongkok diatas muka saya, tiba-tiba dengan pelan Priscilla mendorong punggung Vita ke depan sehingga Vita menjadi nungging diatas diriku, Priscilla kemudian sambil bersetubuh diatas diriku menjilat anus Vita. Vita mendesah-desah menikmati jilatan lidahku di vaginanya dan lidah Priscilla di anusnya. Saya kemudian melihat Antonio berdiri dibelakang Priscilla.
Wah mau ngapain dia? Saya bertanya dalam hati.
Ternyata Antonio mulai memasukkan kontolnya kedalam anus Priscilla. Priscilla mendongak saat kontol Antonio masuk kedalam anusnya, Priscilla menghentikan goyangannya dan membiarkan kontol Antonio masuk lebih dalam. Kemudian Priscilla pelan-pelan mengayunkan pantatnya dan secara bersamaan kontol saya keluar masuk vaginanya begitu pula kontol Antonio kedalam anus Priscilla. Saya sebenarnya tidak bisa melihat ini dengan jelas, tapi beruntung Vita telah memasang handycam disudut ruangan sebelum pertarungan ini dimulai sehingga kita berempat bisa menontonnya.
Di video itu, terlihat posisi kita berempat yang saling bertumpang tindih. Saya dibagian bawah ditindih oleh Priscilla dan Vita nungging dimuka saya menerima jilatan divagina dan jilatan di anus dari Priscilla. Sedangkan Priscilla vaginanya diisi oleh kontol saya dan Antonio berdiri dibelakang Priscilla menyetubuhi anus Priscilla. Akhirnya peju saya keluar didalam vagina Priscilla dan Antonio pun mengalami ejakulasi. Peju Antonio memenuhi anus Priscilla. Priscilla terkulai lemas dipelukan saya. Vita jongkok disamping saya lalu mencium bibir Priscilla dengan mesra sambil membelai rambutnya. Akhirnya kita berempat tertidur didepan perapian sambil berselimutan tanpa mengenakan baju.
Sabtu
Pagi hari, kami berempat bangun, sebenarnya kami agak malas bangun tapi berhubung Antonio dan Priscilla adalah panitia maka mereka harus segera mengatur acara untuk hari ini. Acara pagi ini adalah sarapan dilanjutkan dengan hiking di pedesaan di Aspen. Suasana hiking berjalan dengan seru. Di sebuah lapangan yang luas, para peserta beristirahat. Ada yang membuat snowman, ada yang timpuk-timpukan salju. Jam 12 siang, kami semua kembali ke hotel untuk makan siang. Peserta bebas memilih mau main ski atau shopping di Aspen. Banyak yang memilih kembali main ski.
Saya, Vita, Antonio dan Priscilla kembali bermain ski sampai makan malam. Makan malam kali ini diadakan di sebuah restoran di Aspen. Restoran terbuat dari kayu dengan hiasan-hiasan ala koboi. Selesai makan malam, peserta ada yang kembali ke hotel, ada yang belanja di Aspen, ada yang foto-foto. Kita berempat memilih untuk jalan-jalan didaerah pedesaan. Suasana sangat romantis. Saya berjalan sambil memeluk Vita dan Antonio memeluk Priscilla. Setelah lelah, kita kembali ke cottage.
Malam itu kembali kita berempat bersetubuh dengan berbagai gaya. Vita kebagian double penetration, saya memasuki kontolku kedalam anusnya sedangkan Antonio memasukkan kontolnya dalam vagina Vita dan Priscilla tak henti-hentinya berciuman dengan Vita. Priscilla mendapat bagian diikat tangan dan kakinya sehingga saya, Vita dan Antonio dengan bebas menikmati tubuhnya. Lalu ganti posisi dimana saya telentang dan Vita jongkok diatas pinggulku sambil mengocok kontol saya dalam vaginanya sedangkan Priscilla jongkok di atas mukaku sehingga saya bisa menjilat vaginanya. Vita dan Priscilla saling meremas payudara dan berciuman kemudian Antonio berdiri ditengah dan menyodorkan kontolnya ke mereka berdua. Secara gantian mereka menghisap kontol Antonio.
Kami berpesta seks sampai jam 4 pagi lalu tertidur. Jam 7 pagi kami terbangun dan langsung membereskan barang-barang karena bis akan segera berangkat mengantar kita semua ke Denver lalu kembali ke San Francisco.
Entah mana yang jauh lebih asyik, naik ke puncak gunung lalu meluncur dengan ski dengan kecepatan tinggi, atau bersetubuh dengan dua bidadari. Yang pasti, semuanya nikmat dan tak terlupakan.
Tamat
0 komentar Link ke posting ini
Bercinta Dengan Istri Konglomerat
Label: Tukar Pasangan Submit By izzhy on Rabu, 2007 November 14 di 07:56
Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yang terletak di lantai dasar gedung kantorku. Hari itu aku ditemani Pak Erwan, manajer IT perusahaanku dan Lia, sekretarisku. Biasanya aku makan siang hanya dengan Lia, sekretarisku, untuk kemudian dilanjutkan dengan acara bobo siang sejenak sebelum kembali lagi ke kantor. Tetapi hari itu sebelum aku pergi, Pak Erwan ingin bertemu untuk membicarakan proyek komputerisasi, sehingga aku ajak saja dia untuk bergabung menemaniku makan siang.
Aku dan Pak Erwan berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yang diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yang lama, yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus berkembang. Sedangkan Lia sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.
Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yang kupesan, tiba-tiba HPku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Santi.
"Hallo Pak Robert. Kapan nih kesini lagi" suara merdu terdengar diseberang sana.
"Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya" jawabku.
"He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak" Santi menggoda.
"Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya" kataku sambil menutup pembicaraan.
"Dari klien" kataku.
Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dengan Santi tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arief, suami Santi, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arief ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.
Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Lia bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah.. Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..
Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Santi. Hari sudah menjelang sore. Bayangkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayanganku, dan memencet bel rumahnya. Santi sendiri yang membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.
"Aih.. Pak Robert kok lama sih" katanya.
"Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada" candaku.
"Bisa aja Pak Robert.." jawab Santi sambil tertawa kecil.
Dia tampak cantik dengan baju "you can see" nya yang memperlihatkan lengannya yang mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku "asingkan" di negeri tetangga.
Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Santi menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi. Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Santi yang cantik, dahagaku yang lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Santi, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.
Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.
"Pak.. Santi ada hadiah nih untuk bapak"
"Apaan nih?" jawabku senang.
"Ini ada teman Santi yang mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget."
Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dengan seorang wanita, Susan, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Susan menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.
"Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yang sebesar punya Pak Robert" kata Santi sambil meraba-raba kemaluanku.
"Saya sih OK saja" jawabku riang.
"Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Robert suamiku" kata Santi sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.
Aku dan Santi kemudian meluncur menuju rumah Susan di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kamipun sampai di rumahnya yang luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Santipun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dengan majikannya. Susan menyambut kami dengan ramah.
"Ini perkenalkan suami saya"
Seorang laki-laki paruh baya dengan kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Harry, seorang pengusaha properti yang sukses. Santipun memperkenalkan diriku pada mereka.
Aku kagum pada rumah mereka yang sangat luas. Dengan perabot-perabot yang mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yang tergantung di dinding. Bayangkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yang sangat wah itu.
Tetapi aku lebih kagum melihat Susan. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yang putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir. Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dengan buah dada yang besar dan bentuk tubuh yang padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.
Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yang disediakan. Ditengah makan malam itu, Santi pamit untuk ke toilet. Dengan matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.
"Pak, habis ini pulang aja yuk" kata Santi berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.
"Kenapa?" tanyaku.
"Habisnya Santi nggak nafsu lihat Pak Harry itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi".
Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Santi. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Harry yang cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Santi untuk kembali ke ruang makan.
Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Susan melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.
Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Harry mulai mengerayangi tubuh Santi di sofa seberang. Sedangkan Santi tampak ogah-ogahan melayaninya.
"Sebentar Pak.. Santi mau lihat filmnya dulu"
Aku tersenyum mendengar alasan Santi ini. Sementara itu Susan minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV. Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yang seperti ini, mengingat tubuh Susan sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.
Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Susan sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.
"Ampun non.. Sri nggak sengaja" si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Susan yang cantik itu.
"Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!" bentak Susan.
"Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu.."
Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Susan menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah. Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Susan yang sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.
"Dasar bedinde.. Verveillen!!" Susan masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Dengan tubuh yang putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Susan berdiri di depan pembantunya yang kecil dan hitam.
"Ampun non.. Nggak akan lagi non.."
"Oh Pak Robert.." kata Susan ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.
"Sedang sibuk ya?" godaku.
"Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu" jawabnya sambil tersenyum manis.
"Yuk kita kembali" lanjutnya.
Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Santi masih menonton adegan di layar sementara Pak Harry mengelus-elus pahanya. Aku dan Susanpun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan "french kiss" dan Susanpun menyambut penuh gairah.
Kutelusuri lehernya yang jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yang membusung padat. Susanpun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yang masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku. Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.
"Oh..my god.. Bener kata Santi.. Very big.. I like it.." katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.
Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya. Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dengan tangannya yang halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru.
Kemaluankupun mulai dihisap mulut Susan dengan rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Susan mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yang sedang memakan sesuatu yang sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yang hitam dan diikat ke belakang itu.
Sambil menikmati permainan oral Susan, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Santi. Tampak Santi mengocok kemaluan Pak Harry dengan cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Harry saat dia mencapai orgasmenya. Santipun kemudian meninggalkan Pak Harry, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.
Sementara itu Susan masih dengan bernafsu menikmati kemaluanku yang besar. Memang kalau kubandingkan dengan kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Harry sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yang buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.
Tak lama Santipun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Susan masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Santi duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya. Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yang lainnya di bawah. Sementara Pak Harry tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yang sudah loyo.
Kuangkat baju Santi dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yang satu meremas buah dadanya yang lain. Sementara Susan masih mengulum dan menjilati kemaluanku.
Setelah puas bermain dengan kemaluanku, Susan kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berlian dan hak tingginya saja yang masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dengan puting yang kecil berwarna merah muda. Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Santi. Susan kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dengan bergairah.
"Ayo isap susu ik " pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yang kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Susanpun mengerang kenikmatan.
Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yang berambut tipis itu. Kamipun bersetubuh dengan tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yang masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yang cantik itu.
"Eh.. Eh.. Eh.." dengus Susan setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yang mulus.
Sementara itu Santi bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Susan. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Susan untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Santi memasukkan kembali kemaluanku ke dalam liang surga Susan.
Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Susan untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia "doggy-style" sampai kalung berlian dan buah dadanya yang besar bergoyang-goyang menggemaskan. Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Santi yang dengan lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.
"Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That's right.. Aha.. Aha.." begitu erangan Susan menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.
Sementara Pak Harry rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Santi dan ditariknya menuju sofa yang lain di ruangan itu. Santipun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Harry bisa menikmati "istriku".
Sementara itu, aku masih menggenjot Susan secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yang berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Harry tampak bernafsu sekali menyetubuhi Santi dengan gaya missionary. Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Harry. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Santipun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Susan dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yang sempit itu.
"Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock.." Susan terus meracau kenikmatan.
Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali. Sementara, aku lirik ke arah Pak Harry, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Susan dengan tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dengan tangan kananku.
Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Susan. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berliannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.
"Thanks Robert.. I really enjoyed it" katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.
"No problem Susan.. I enjoyed it too.. Very much" balasku.
Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yang disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.
Dalam perjalanan pulang, Santi tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dengan pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.
"We're in this love together.."
"Kenapa sih sayang?" tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.
"Pokoknya Santi nggak mau lagi deh" katanya.
"Habis Santi nggak suka sama Pak Harry. Udah gitu mainnya cepet banget. Santi nanggung nih."
Akupun tertawa geli mendengarnya.
"Kok ketawa sih Pak Robert.. Ayo.. Tolongin Santi dong.. Santi belum puas.. Tadi Santi horny banget lihat bapak sama Susan make love" rengeknya.
"Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang".
"Ah.. Pak Robert jahat.." kata Santi merengut manja.
"Besok khan masih ada sayang" hiburku.
"Tapi janji besok datang ya.." rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.
"OK so pasti deh.. Bye"
Sebenarnya aku tidak ada janji dengan siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Santi setelah dia disetubuhi Pak Harry tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arief toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.
Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus tayangan HBO di TV nanti.
http://siezhien.wen.ru