watch sexy videos at nza-vids!
Safik.Hexat.Com
kumpulan cerita mesum khusus dewasa
just 1 click
18+ Enter Here
cinta pertama
Cinta Pertama -------------------------------------------------------------------------------- Ini adalah pengalaman pribadiku dimana pertama kali aku melakukan yang namanya hubungan suami istri. Perkenalkan nama saya dedi(nama panggilan) saya tinggal dikota Solo tapi saya bukan orang Solo, saya pendatang disolo. Asli saya orang daerah Jawa Barat. Langsung saja saya menceritakan pengalaman pertama saya melakukan hubungan badan yang biasa dilakukan oleh suami istri dan sampai saat ini sering sekali saya lakukan. Pernah saya melakukan sex dengan teman kenalan lewat chating orang Solo juga. Pada waktu itu sekitar 4 tahun yang lalu saya masih duduk dibangku SMA kelas 3, saya punya pacar bernama Astuti biasa dipanggil Tuti. Pacarku asli orang Solo, wajahnya cukup cantik dengan kulit berwarna kecoklat-coklatan dengan dada yang berukuran nggak begitu besar. Saya nggak tahu ukuran branya, pokoknya bagi saya termasuk agak kecil deh. Tapi ada satu hal yang sangat saya sukai dari Tuti yaitu bibirnya yang mungil dan sangat tipis. Saya berpacaran nggak begitu lama, dari mulai pacaran sampai putus pacaran sekitar 8 bulan. Tapi selama 8 bulan tersebut kami sering sekali melakukan hubungan badan. Pada saat itu Tuti sedang berada dirumah temennya Tri, Rumah Tri nggak begitu jauh dari tempat saya ngekost. Kebetulan sekali waktu saya telp kerumah Tri saya dikabari kalau Tuti sedang dirumahnya, lalu saya langsung menuju kesana. Seperti biasa setelah ketemu kita hanya ngobrol-ngobrol, becanda. Dan secara kebetulan sekali dirumahnya Tri hanya kita bertiga. Tuti curhat sama saya kalau ada temen sekelasnya hamil. Saya hanya menanggapi dengan keluguan, karena memang saya tidak paham. Memang sih saya sering nonton film blue yang gituan, tapi saya takut melakukan. Dan pada saat itu dengan suasana yang sangat mendukung. Solo sedang dilanda hujan yang nggak begitu deras. Tapi mungkin bisa dibayangkan keadaannya seperti apa. Kita masih sibuk dengan obrolan anak muda pada saat itu, selang beberapa saat Tri ada keperluan penting dan pergi keluar rumah sebentar katanya. ?Ded, aku keluar dulu ya, rumahku dijaga lho.? Dengan nada jawa yang sangat kental. ?Dan jangan macem-macem kalian bedua disini.? Itu pesan yang disampaikan oleh Tri ke kami. Terus saya bertanya ke Tri, ?Emang kamu mau kemana?! lama nggak??. ?Nggak lama kok, bentaran. Yaa.. bisa memberikan kesempatan buat kalian untuk .......? ?Untuk apaan?? Saya terus memperjelas pernyataannya. ?Udah ah,? tapi sebelum dia keluar rumah Tri berbisik ke saya. ?Ded, tuh si Tuti pengen ngerasain di cumbu, keliatannya. Tadi dia curhat ama aku pengen ngerasain dicium bibirnya, dan seterusnya deh. Kamu perlakukan aja dengan baik. Ok?!? Saya bingung setelah mendengar pernyataan dari Tri tadi. Padahal kita tadi ngobrolnya yang paling seru tentang temennya yang hamil. Dia katanya takut terjadi kayak gitu. Setelah saya pikir itu hanyalah kebodohan saya. ?Itu tandanya dia ingin mencoba mungkin?. Awalnya kita masih biasa aja, nonton TV, ngemil. Tapi lama-kelaman suasana jadi beda saya coba memberanikan diri. Niatan saya cuma ingin merasakan bibirnya yang tipis, mungil dan membuat nafsu. ?Tut, kamu sama pacar mu yang dulu pernah dicium ?? saya memberanikan diri bertanya mengarah ke .... (para pembaca dah tau deh). ?Pernah?, dia hanya menjawab sesingkat itu. ?Trus, aku boleh minta cium nggak?? Dengan nada yang sangat memelas aku mengucapkan itu. ?Emang kesempatan kayaknya ya, ditinggal Tri kamu mulai bicara kearah ?itu?. Jangan-jangan kamu emang dah kongkalikong sama Tri ya ?? Dengan nada yang sangat datar. Aku jadi bingung, padahal kita ketemu ditempat Tri nggak janjian. ?Ya udah deh, maaf.? Cuma itu komentar ku. ?Ded, kamu pernah main Sex?? Pertanyaan ini sangat membuat aku sport jantung. ?Maksud kamu apa sih?? Saya masih pura-pura nggak nyambung. ?Udah deh, nggak usah kayak beloon gitu! Terus terang aja aku masih perawan. Dan untuk melakukan xxx itu aku masih ragu. takut entar hamil.? ?Emang kenapa?, terus terang aja Tut, aku juga belum pernah ngelakuinnya. Sumpah deh.? ?Aku diceritain ama Tri, katanya kalau kita sekali mencoba entar akan ketagihan.? ?Emang Tri pernah ngelakuinnya?? aku semakin penasaran, dan ?adikku? mulai berdiri perlahan-lahan. ?udah ah nggak usah bahas Tri, kamu tanya aja sendiri keorangnya.? Duduknya mulai menempel pas disebelah kiriku. ?Tut, boleh aku cium bibirmu ya?? kucoba memberanikan diri dengan mendekatkan bibirku ke wajahnya. ?Cuma dibibir??, silahkan berbuat sesukamu,? katanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi bibirku udah mendarat dibibirnya yang mungil, tipis sekali karena yang sangat aku sukai itu. Terus aku melumat bibirnya, tapi Tuti nggak bereaksi sama sekali, aku nggak tahu. Atau mungkin dia tidak terangsang dengan dicium dibibir. ?Ded, kalo cuma dibibir sampai besok pagi pun aku nggak bisa ngerasain?. Komentarnya itu membuat aku semakin berani. ?Trus biar kamu bisa cepet terangsang aku harus gimana?? aku bermaksud melayani Tuti. ?Terserah, kamu cari aja sendiri? aku langsung menjelajahi seluruh bagian wajahnya, padahal aku belum merasa puas bermain dibibirnya. Setelah aku menciumi dan sedikit menjilat didaun telinganya Tuti mulai mendesis. ?mmhhh... ohh... Ded terus, yang agak lamaan disitu...? aku terus menjilati daun telinganya dengan sedikit gigitan kecil. Tuti semakin mengelinjang. ?Ded..... nggak tahan .... agghhh? tangannya langsung memegang penisku yang seakan-akan mau menembus celana jinsku. ?ayo Ded... terus...agghhhh mmhhh.? Seraya tangannya membuka resleting celanaku, seketika itu pula penisku langsung menyembul, padahal masih tertutup dengan celana dalamku. Dimasukkan tangannya kecelana dalamku dengan perlahan dia mulai meremas-remas penisku. Aku semakin nggak karuan, karena baru kali ini penisku dipegang oleh tangan yang halus dan kecil. Tuti meremas semakin keras, ?aduuuh, Tut jangan keras-keras dong? aku merintih karena Tuti meremas sangat keras sekali. ?Maaf Ded, aku gak tau?. Lalu dia melepaskan kaosnya. Terlihat jelas dadanya hanya ditutupi bra warna hitam. Dadaku semakin berdegup kencang, pengalaman pertamaku melihat dada perempuan secara langsung walaupun ukurannya nggak begitu besar. Aku belum berniat memegang dadanya karena agak kecil, aku coba lebih berani lagi menyusupkan tanganku kecelananya, persis apa yang dilakukannya terhadap penisku. Posisi kami masih duduk berdempetan, volume TV mulai aku keraskan lagi karena Tuti sangat menikmati permainan tanganku di memeknya. ?aahhh ... aaggghhhh ... terus Ded, masukkan aja tanganmu, ? Aku semakin berani, sekarang saya dan Tuti sudah tidak memikirkan apa-apa lagi, kami saling meraba, dan menciumi. Hampir setengah jam kami melakukan itu. Kurasakan penisku agak perih dengan kocokan Tuti, aku langsung melepas jins ku beserta celana dalamnya sekalian. ?Tut, celanamu lepas juga dong.... biar lebih leluasa? kataku dengan polos. Tuti berdiri langsung melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Aku sangat kaget, didepanku pacarku Tuti telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Langsung aku tarik dia supaya menindihku. Tuti mulai mengesek-gesekkan vaginanya kepenisku, ?aahhh...... aaghhhhh .... Ded, enak ..... ? ?terus Tut, ?.... aku hanya bisa meraba punggungnya dan melumat bibirnya. Tuti semakin liar dengan memaju mundurkan pantatnya, gesekannya semakin keras. ? aaggghhhh .... Ded ada yang mau keluar dari memekku .....? badannya mulai mengelinjang semakin nggak karuan dengan memutar-mutarkan pantatnya. ?Deedd...... keluaaar .... aagghhh aahhh oohhh.? Tubuhnya lemas, ternyata dia sudah orgasme yang pertama. Aku telentangkan dia, dengan beralaskan karpet yang lumanyan tebal didepan TV ruang keluarganya Tri aku mulai mencumbuinya lagi. Aku mulai menciumi pahanya terus naik keatas. Setelah ciumanku mendarat pas disebelah bibir vagina bagian kanan (paha bagian dalam sebelah kanan) Tuti langsung menarik kepalaku dan mengarahkan bibirku ke bukit kembarnya. Dengan posisi dia terlentang, kedua dadanya hampir keliatan rata. ?Ded ... aku nggak mau dicium vaginaku .. ?jijik? katanya. Terus terang mungkin karena nafsuku yang sudah bergejolak. Sebenarnya akupun merasa jijik untunglah Tuti menarikku dan minta dicumbui puting susunya yang masih merah dan keras. Sambil mempermainkan lidahku, tanganku mengocok penisku sendiri. ?Tut, kita coba masukkan ya...?? Tuti kaget dan berheti sejenak. ?Entar kalo aku hamil gimana Ded?? Pertanyaan itu membuat aku semakin bingung. Aku juga takut kalo Tuti hamil tapi aku ingat ada orang yang sering nongkrong didaerah kos ku pernah mengatakan. ?Kalo kamu mau ?kenthu? (ML) biar gak hamil, pas mau keluar jangan didalam memek, keluarkan aja diluar.? Aku berusaha menyakinkan Tuti, ?kan baru sekali ini Tut, lagian kamukan masih perawan belum bisa hamil.? Karena kita sama-sama lagi dilanda nafsu yang tinggi Tuti hanya diam saja, berarti setuju pikirku. Inilah saat-saat hilangnya keperjakaanku, tapi untungnya mendapatkan perawan. Kata orang kalo masih perawan waktu ML ada darahnya. Dengan meremas-meremas dadanya dan bibirku melumat bibir Tuti aku coba untuk memasukkan penisku kememeknya Tuti. Berulangkali aku mencoba tapi nggak bisa masuk. ?Tut... lobangnya yang mana sih?? Maklum pengalaman pertamaku. Tangan Tuti memegang penisku trus dituntutnya kepala penisku agar bisa masuk kelubang vaginanya. Kepala penisku sudah berada di bibir vaginanya digesek-gesekkannya, sudah tebenam kepala penisku. ?Pelan-pelan Ded .... perih ..? Tuti mengingatkan aku. Aku coba lagi pelan-pelan, sudah hampir seperempat penisku masuk tapi belum juga aku merasakan menembus selaput keperawanan Tuti. ?Ded.... masukin semuanya aja .... cepet..... aagghhhh mmhh ..? Langsung aku hentakan dan belum tertanam semuanya penisku aku merasakan kalau kapala penisku menembus secarik kertas tipis. ?Aggghhhhhh .................... Ded, sakit ......? Tangan Tuti mencakar punggungku. Aku menghentikan sejenak, karena aku merasakan bahwa penisku perih, mungkin karena vaginanya Tuti masih sangat sempit. Selang beberapa menit Tuti mulai mengoyangkan pantatnya kekiri kekanan. ?aaahhhh aagghhh Ded, enak Ded... kamu kocok aja?. Aku mulai mengocok, setiap kali aku ingin membenamkan seluruh penisku Tuti menahan pinggangku. ?Ded, jangan dimasukkan semua?.. Sakit .... Punyamu panjang banget.? ... Ukuran penisku memang lumayan juga sih. Pernah aku ukur dikos-kosan waktu nonton film bokep pas lagi tegang-tegangnya itu sekitar 16.5 CM. Perlahan-lahan aku mulai mengocok lagi vaginanya Tuti, aku semakin merasakan bahwa aku nggak bisa bertahan lama. ?Tut, aku mau keluar.....? kataku sambil terus mengocok sebagian penisku ke vaginanya Tuti. ?Keluarin aja Ded, aku juga udah nggak tahan, penismu panjang sekali aku nggak kuat.? Sambil tanganku meremas kedua payudaranya, dan semakin dekat aku mencapai puncak kenikmatan yang pertama kali ini aku rasakan. Semakin dekat .... aku tarik penisku terus aku kocok sebentar, ?aagghhhhhh ...... Tut keluuuuaarrrrr...? Aku semprotkan seluruh air maniku keperutnya Tuti. Tangan Tuti mulai meremas-remas dadanya sendiri, dan tangan satunya lagi memijit-mijit vaginanya. Aku membaringkan tubuhku disebelah kanannya Tuti sambil menikmati pengalaman yang telah kami lalui bersama. ?Tut, maaf ya .... aku telah mengambil keperawananmu? Disela nafas kami yang ngos-ngosan aku merasa bersalah. ?Nggak pa-pa kok Ded, aku juga mengambil keperjakaanmu.Yang penting kita melakukan ini atas dasar suka sama suka.?Aku nggak nyesel kok? ucapnya. Aku membelai rambutnya dan kuciumi pipi dan dada kanannya. Setelah melihat jam kami melakukan itu sudah hampir 2 jam. Dan Tri belum juga pulang. Aku langsung kekamar mandi membersihkan penisku dan memakai kembali celanaku. Setelah keluar dari kamar mandi Tuti sudah rapi, selang beberapa saat Tri pulang. Apakah secara kebetulan kami selesai bergumul nafsu Tri pulang, atau apakah memang itu siasat Tri dan Tuti aku nggak peduli aku sudah tidak perjaka dan keperjakaanku kuserahkan kepada Tuti dengan imbalan keperawanannya. TAMAT http://siezhien.wen.ru
just 1 click
18+ Enter Here
Online : 1 - Today : 1
Total . : 9879
Online Users
TOP-RATING.MobPartner Counterfixwap
www.safik.hexat.com
(c) 2011, all rights reserved
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -