Safik.Hexat.Com
kumpulan cerita mesum khusus dewasa
18+ Enter Herekisahku dikota malangkisahku dikota malang
Cerita ini terjadi sewaktu aku menuntut ilmu di ***-**, Malang, Jawa Timur
beberapa tahun yang lalu. Di sinilah aku telah kehilangan perjakaku yang aku
pertahankan sekian lamanya.
Bu Rini (bukan nama sebenarnya) adalah seorang dosen yang cantik dan pandai.
Orangnya kecil molek tapi bodynya mengalahkan anak dara. Dari cerita yang
kudengar dia sudah setahun menjanda tanpa ada anak.
Dia mengajar subjek ekonomi mikro. Tiap kali mengajar dia memakai pakaian
yang seksi. Kalau dia mengajar semua mata tertuju ke dekat dada dan pahanya
yang empuk dan putih, temasuk aku, tapi yang aku rasakan sewaktu dia
mengajar dia asyik memperhatikanku.
Minggu itu dia memberikan ujian...5% untuk ke final. Dua hari setelah ujian
dia memanggilku ke ruangannya karena ada hal penting. Aku berpikir pasti
ujianku gagal, kalau tidak dia tidak akan memanggilku.
Dugaanku tepat, ketika aku sampai ke ruangannya, aku lihat kertas jawabanku
ada di dekat tangannya. Dia bertanya padaku kenapa aku tak menjawab
pertanyaan dengan tepat? Aku berkata, aku menjawabnya dengan baik dan dengan
sopan menyuruhnya membaca kembali.
Hari itu aku melihat dia pakai pakaian seksi sekali. Payudaranya jelas
kelihatan dan membuat jantungku berdebar.
Tiba-tiba dia bangun dan mengunci pintu dari dalam dan merapat mendekat
kepadaku kemudian berbisik di dekat telingaku. Ini membuat bulu kudukku
berdiri. Bu Rini memang orangnya blak-blakan terus terang sifatnya. Dia
berkata dia bisa menolongku lulus dengan syarat..., Belum habis aku bertanya
syaratnya, tangannya telah menyentuh penisku dari luar celana yang kupakai.
Syaratnya dia mau mengulum penisku sepuas-puasnya katanya sambil membuka
retseleting celanaku, aku tak bisa berbuat apa-apa karena peniskupun sudah
mengeras.
Ketika burungku yang mengeras telah keluar dia terkejut sekali melihat
ukurannya. Lebih kurang 7 inci dan ujungnya sangat lebar. Waw, katanya ini
sih punya "Buto" (raksasa). Dia terus mengulum penisku dengan rakusnya.
Aku tak tahu hendak berbuat apa, cuma berserah saja pada dia yang lebih
berpengalaman. Aku lihat dia cuma mampu mengulum bagian kepalanya saja
karena penisku besar dan panjang, rasanya sungguh nikmat. Kenikmatan yang
tak pernah aku rasakan selama ini. Bu Rini terus mengulum penisku tanpa
mampu mengeluarkan kata-kata. Selang 10 menit aku merasa badanku tiba-tiba
panas dan aku merasa satu kenikmatan yang teramat sangat yang memusat dari
pusar hingga kemaluanku. Rupanya aku hampir klimaks. Bu Rini terus mengulum
penisku dengan lebih rakus dan akhirnya aku keluar di dalam mulutnya.
Bu Rini terus menghisap penisku hingga kering namun penisku masih tetap
tegang. "Hebat banget", kata Bu Rini. Aku mencoba menyentuh payudara Bu Rini
namun Bu Rini menyuruhku keluar ruangan ketika telepon di dalam ruangannya
berdering. Dia berkata dekat telingaku "Jangan sekarang". Dia menyuruhku
pergi tetapi sebelum aku keluar ruangan dia memberi nomor teleponnya
kepadaku dan menyuruh aku meneleponnya pada jam 8.00 malam itu. Akupun
keluar dari ruangan Bu Rini tetapi sebelum aku menutup pintu ruangannya dia
sempat berkata, "Kamu dapat A-untuk paper kamu" sambil tersenyum padaku.
Malam itu sebelum aku pulang ke rumah, aku telah membeli sebuah video porno
untuk mempelajari bagaimana mereka melakukannya. Malam itu aku habiskan
waktuku dengan menonton film porno tersebut sambil menunggu pukul 8.00
malam. Pukul 8.00 malam akupun menghubungi Bu Rini dan tanpa banyak bicara
dia menjemputku minum teh di rumahnya.
Setibanya aku di rumah Bu Rini, dia terus mendekapku dan kamipun berkecupan.
Dia memang seorang yang berpengalaman. Dia mengajakku masuk ke kamarnya. Dia
membuka pakaiannya satu persatu di hadapanku dan membuat penisku terus
menegang. Ini rupanya badan yang menjadi idaman para mahasiswa di kampus
selama ini. Aku terus membuka pakaianku dan tanpa banyak bicara aku terus
mendekapnya dan membaringkan Bu Rini ke ranjang empuknya. Aku kecup bibirnya
dan aku jilat tengkuk Bu Rini. Aku kulum payudaranya sehingga dia meraung
keenakan. Tangan Bu Rini sempat mengocok penisku namun aku terus
memberanikan diri dengan menjilat pusarnya dan terus ke vaginanya. Dia
meraung lagi karena keenakan. Aku terus berbuat seperti yang apa dilakukan
oleh pasangan yang aku tonton dalam film petang tadi. Aku jilat clitorisnya
sehingga dia meraung dan klimak beberapa kali. Dia berkata nikmat sekali.
"Ohh..., hajar aku dengan pelermu, ayo dong".
Aku tak langsung melayani tapi sebaliknya aku masukkan jariku satu persatu
ke dalam vaginanya dan lidahku masih menjilat clitorisnya yang panjang
sehingga dia klimak sekali lagi. Dia masih merintih minta agar aku segera
memasukkan penisku. Namun aku ada ide dan bertanya padanya apa aku akan
dapat nilai bagus.
Dia berkata, "aku janji kamu akan dapat A++" sambil meraung keenakan.
Tanpa berpikir panjang akupun mengambil bantal yang ada dan menyandarkan
punggungnya agar ia lebih terangkat dan akupun memasukkan penisku ke dalam
vaginanya namun aku rasakan masih sempit dan panas, namun Bu Rini memudahkan
kerjaku dengan menjepit pinggangku dengan kedua belah kakinya sehingga aku
berhasil memasukkan semuanya. Akupun mulai mendayung dan kulihat Bu Rini
meraung keenakan. Sekarang kepala Bu Rini berada di bawah ranjang dan dia
tidak berhenti-hentinya berkata hajar aku lebih keras.
"Ayoo..., ayoo..., kamu hebat Yan..., eenaakk..., enakk...".
Aku cabut penisku dan menyuruh Bu Rini agar menungging, kami berbuat dengan
tehnik doggie style dan dia meraung lagi karena keenakan. Dia berkata aku
pria terhebat yang pernah bermain seks dengannya. Setelah sekian lama
mendayung aku merasa hendak keluar dan tanpa membuang waktu aku tusuk
vaginanya kuat-kuat dan kukeluarkan maniku di dalamnya.
Aku cabut penisku dan masukkan ke dalam mulutnya dan dia kulum penisku
hingga kering, namun aku cepat "recover" dan penisku tegang lagi.
"Wah ini hebat sekali", katanya.
Dia hendak istirahat dulu katanya tapi aku cepat-cepat tunggingkan dia dan
kupakai kondom yang kubawa tadi. Perlahan-lahan aku memasukkan penisku ke
lubang pantatnya, dan ini membuatkan dia terkejut dan berkata, "Jangan di
situ Yan..", tapi aku tidak peduli. Aku merasa lubang pantatnya sempit
sekali namun ketika aku tusuk kuat-kuat, penisku masuk sedikit demi sedikit,
akhirnya aku berhasil memasukkan kesemuanya dan mendayung lagi, aku
merasakan satu kenikmatan yang teramat sangat dan aku lihat Bu Rini yang
pada mulanya kesakitan kini menjadi keenakan. Aku keluar lagi tapi kali ini
di dalam lubang pantatnya.
Kami sama-sama tertawa dan dia berkata akulah yang pertama kali memecah
keperawanan pantatnya dan aku pasti akan dapat A++.
Pada malam tersebut aku benar-benar puas karena kami asyik bermain. Aku
pulang ke rumah pada pukul 6.00 pagi dan terus tidur karena terlalu letih.
Aku tersenyum sendirian sambil berkata inilah yang dikatakan nasib mujur.
TAMAT
http://siezhien.wen.ru