Safik.Hexat.Com
kumpulan cerita mesum khusus dewasa
18+ Enter Herepantai membaraPantai Membara
--------------------------------------------------------------------------------
Kutulis kisah kedua ini juga merupakan kisah yang benar-benar terjadi. Apabila ingin berkomentar email pada nabirong_x@yahoo.com.
....................
Siang itu Dino tengah berada pada sebuah pesta pantai yang diadakan di kecamatan tetangga dekat lokasi proyek pekerjaannya. Dia tengah ditugaskan oleh bosnya untuk mengoordinir tim dari kantornya yang ikut berpartisipasi dalam pesta pantai itu dengan mengirimkan layang – layang yang sedang diperlombakan saat itu.
Sedang sibuk-sibuknya, ponselnya bergetar,....
’’Mas lihat ke kanan Astri ada di perahu....’’ bunyi pesan SMS singkat.
’’Kamu juga disini..?’’ tanya Dino
’’Tadi aku dengan Dudi boncengan ke sini, mas nanti kalau sudah selesai SMS Astri ya.......’’
’’Oke......’’ sambung Dino
Rasanya panas terik matahari tak sepanas gelora hatinya mengingat keberadaan Astri juga ada di pantai itu. Sudah terbayangkan olehnya tubuh Astri yang panas membara dalam dekapannya. Tak sabar rasanya menunggu bos- bos keparat itu selesai dengan acaranya.
Akhirnya saat itu datang juga...
’’Pak Dino kami mau pulang dulu, tolong urus tim kita hingga kembali nanti, OK?...’’ suruh sang Bos.
’’Siap pak...’’sahut Dino.
’’Sampai ketemu lagi ya nanti di BJS..’’salam sang Bos.
Setelah bos – bosnya berlalu dari hadapannya dengan segera di hampirinya Pak Ade salah seorang suppliernya yang juga ikut pada saat itu.
’’Pak Ade tolong antar saya ke pantai barat..’’pinta Dino
’’Yang lainnya bagaimana pak...?’’tanya Pak Ade
’’Bilang saya ada perlu, tiga jam saja nanti kita pulang sama – sama lagi.....,acara bebas...’’ Ujar Dino.
Begitu pantatnya membenam pada Feroza Pak Ade langsung di SMSnya Astri.
’’Astri, mas tunggu di pelataran masjid sekarang ya...’’
’’Astri ke sana sekarang mas...’’
’Oh akankan terulang kembali persetubuhanku yang panas dengan wanita sintal ini’ tanya Dino dalam hati. Sekitar 100 meter sebelum masjid, Dino minta diturunkan dan sambil melangkah ringan menuju mesjid yang menjadi tempat pertemuan mereka.
Dari jauh telah terlihat Astri tengah duduk di temani oleh seorang temannya (Dudi). Senyuman manisnya merekah menyambut kedatangan Dino. ’Begitu manis ia hari ini’ batin Dino
’’Kemana kita.......’’tanya Dino.
’’Terserah mas.......’’jawabnya riang .
’’Ayo kita jalan – jalan dulu.........’’ajak Dino.
’’Ayok lah......, Oh ya Dud tunggu aku disini ya, biar nanti kita bisa pulang barengan lagi.......’’ujar Astri.
’’Silakan......., jangan lama-lama...’’sahut Dudi.
Langsung Dino menggamit lengan Astri dan beranjak melangkah.
Sambil beriringan mereka menuju tempat suaka alam yang memang ada di belahan lain pantai tersebut. Sambil berbincang mesra dan berpelukan mereka menikmati suasana alam yang masih asri tersebut. Dino mencoba mencari tempat yang bisa digunakan untuk berdua bermesraan dengan Astri, akan tetapi kebetulan karena saat itu pesta pantai sehingga ramai sekali, sehingga tempat yang benar-benar sesuai dengan keinginannya saat itu tak didapatkan, akhirnya dengan lesu mereka berjalan kembali ke keramaian pantai.
Pada sebuah perahu yang ditambatkan di pantai mereka sepakat duduk. Dengan hembusan angin pantai yang meniup diantara pohon waru mereka menikmati sebutir kelapa untuk menghilangkan dahaga. Tak lama mereka disana dan seolah telah direncanakan sebelumnya mereka berangkat menumpang becak menuju sebuah penginapan yang sebelumnya pernah di gunakan Dino waktu bersama bosnya tempo hari.
Setelah cek-in mereka langsung bergegas menuju kamar yang disediakan oleh roomboy. Dan setelah semua urusan dengan akomodasi dan tetek bengeknya tersedia, dengan cepat Dino mengunci pintu kamar, mematikan HP.. Tersenyum ke arah cermin meja rias memandang Astri yang tengah duduk juga memandang kearah dirinya sambil merapikan rambutnya. Perlahan Dino menghampiri. Mendekapnya dari belakang, mengecup rambut legamnya yang bergelombang terurai dibawah bahu dengan lembut. Dino menggamit bahu wanita muda itu menariknya agar berdiri. Sambil berdiri mereka berdekapan, bergoyang pelan merasakan irama yang mengalun dalam pikiran mereka.
Astri yang hanya setinggi hidung Dino merebahkan kepalanya di bahu lelaki itu. Merasakan debur jantung yang berdegup teratur. Perlahan Astri mendongak memandang mata lelaki yang tengah mendekapnya, menyelami isi perasaan yang terpantul di mata itu. ’ Oh inilah lelaki yang telah mengenalkanku pada kehidupan birahi yang benar – benar tak terbayangkan sebelumnya, begitu nyata dan mencandu’. Udara terasa hangat dan waktu seolah berhenti.
Dino mendekatkan wajahnya. Napas hangatnya menyapu rambut halus di kening wanita muda itu. Perlahan mengecup kening, rambut., dan kedua kelopak mata yang menutup. Astri Mendekap makin erat. Pelukannya pada punggung Dino menyiratkan perasaanya.
Dino menunduk lagi. Menjatuhkan kecupannya pada pinggir bagian kiri bibir yang menggemaskan itu Tangan Dino mengelus perlahan punggung wanita sintal itu merasakan kehangatan tubuhnya mulai meningkat.
Lidah Dino menjalari permukaan bibir ranum yang perlahan mulai membuka dengan sendirinya. Mengusap – usap dengan lidahnya yang kasap. Dan kemudian...melumat bibir itu dengan cepat, merasakan bibir Astri menyambutnya dengan hangat. Bibir mereka saling berkait, perlahan makin erat. Lidah Dino mulai menjulur menjelajahi kehangatan lembut dalam rongga basah tersebut, mnggelitik langit – langit rongga mulut Astri. Merasakan napasnya mulai tersengal – sengal. Kadang lidah mereka bertemu dalam rongga itu saling membelit lincah. ’Oh sungguh harum napas wanita ini’ batin Dino.
Ciuman Dino beralih pada rahang yang melengkung indah, menjalarinya dengan lidahnya yang kasap, terus naik menemukan cuping telinga dan menghisapnya dengan llembut, terkadang bergerak ke belakang telinga,menjilati dan mencucupi memberi tekanan ringan disana.
”Ohhh.............”desah Astri pelan. Gelombang nikmat mulai merasuki jiwanya memacu perjalanan birahinya yang terbangkit.
Tangan Dino bergerak ke balik kaos Astri menemukan kait Bh dan dengan jarinya melepas kait itu dengan satu gerakan. Lalu keduanya saling memandang, menemukan hasrat yang sama di balik pancaran mata mereka.
Keduanya melangkah perlahan saling berdekapan kearah ranjang. Dan dengan cepat kembali saling berciuman dengan panas dan bergairah.dan dengan tergesa-gesa mereka saling melepas pakaian hingga hanya secarik kain tipis yang menutupi bagian paling pribadi masing-masing.
Dino membaringkan tubuh sintal Astri ke ranjang dan segera naik berbaring menyamping. Kedua lengan Astri segera memeluk leher Dino di iringi serbuan bibir mungilnya pada bibir lelaki dambaannya itu. ’Oh segeralah kasihku penuhi aku dengan luapan cintamu, buatlah aku tak dapat melupakanmu’ batin Astri
Lidah mereka saling membelit, bertautan, berebut hendak menghisap semua kenikmatan yang timbul karenanya. Dan jari tangan kiri Dino pun tak mau kalah menyambangi bukit membusung pada dada Astri, meremasnya perlahan, membelai dengan lembut, terus memiijat puncaknya yang mencuat dengan perlahan, mengirimkan denyut-denyut gairah disana.
Puncak membusung dengan lingkaran merah kecoklatan tersebut mulai menegang diiringi desah Astri.
’’Uhh........................’’ sambil membusungkan bagian dadanya jemari lentik Astri merayap turun menemukan bagian milik Dino yang paling di dambakannya. ’Aku juga menginginkanmu...’rintihnya dalam hati. Menemukan batang pejal hangat yang mulai mengeras dan menegang di balik secarik kain. Membelai,meremas dan mengurutnya dengan lembut.
Dari bibir Astri yang merekah perlahan bibir Dino turun menjelajahi permukaan leher yang putih dengan lidahnya terus menyamping menemukan cuping telinga yang langsung di kulum dan dihisapnya dengan gemas. Sesekali lidah Dino menjilati belakang telinga lancip itu.
Sementara jari-jari Dino memijit puting dada Astri yang mulai mengeras dengan intens diiringi remasan pada dada yang satunya lagi. ’Oh bukit yang terindah yang aku temukan sampai saat ini’ batin Dino.
Gelombang demi gelombang membara telah mulai menyita seluruh perasaan Astri. Matanya kadang terpejam menikmati pasokan gairah yang diberikan Dino, kadang matanya mendelik sambil mendesis dengan tubuh menggeliat-geliat bak cacing kepanasan.
”Sshhh....oh.............” desah Astri dengan napas memburu makin sering terdengar dari bibir merahnya. ’Teruskan kasihku, telusurilah seluruh tubuhku, bangkitkan bara cintaku’ desahnya dalam hati.
Setelah merasa puas dengan bibir, leher dan telinga Astri, ciuman Dino merambat tuirun menyelusuri pangkal leher terus berbelok kekiri, mengecup permukaan dada yang membusung terus ke puncaknya... Langsung mengulum putik dada yang kecoklatan itu dengan rakusnya....!!!
”Aahhhhh............”erang Astri merasakan serbuan kenikmatan menyerang dadanya. Sementara jemari lentiknya menyelusup dan meremas-remas batang kejantanan Dino yang telah menegang.
Jilatan lidah Kino diiiringi kuluman membelai putik dada Astri dengan lembutnya didiringi jemari Dino yang mulai merambah bukit bersemak pada antara kedua paha Astri. Naluriah Astri membuka kedua pahanya memberikan ruang pada jari-jari Dino. Jari-jari itu menemukan lembah di balik carik kain tipis yang mulai membasah, menjelajahi dengan jari tengahnya, mengurut dengan perlahan mendesak masuk dan mulai meluncurkan jarinya menyelusuri liang yang hangat itu dengan perlahan dan makin lama makin cepat.
”Ahh......ouhhhhh......mas..” erang Astri membuat Dino makin bersemangat, dan tubuh Astri mengelinjang-gelinjang dengan hebatnya sehingga Dino harus menindihkan tubuhnya agar dapat meredakan hempasan tubuh Astri.
Perlahan lidah Dino turun, menelusuri leher yang jenjang, ke bawah menemukan dada Astri yang menjulang dengan putiknya yang telah mengeras, menyusuri lereng bukit itu dengan lidahnya yang kasap dan langsung melumat puncak kecoklatan tersebut dengan gemas. Segera tubuh Astri tersentak – sentak akibat aksi Dino pada kedua puncak dadanya bergantian. Kedua tangan Astri hanya bisa menggerumasi rambut Dino merefleksikan rasa nikmat yang menyambutnya.
Tak puas Lidah Dino meluncur ke bawah, menemukan bagian perut yang dihiasi lembah kecil, mengecup dan menjilat, terus ke bawah hingga singgah pada bagian carik kain diantara kedua kaki Astri, menariknya turun dengan giginya hingga tubuh sintal tersebut telanjang sudah..!!!
Perlahan Dino meluncurkan bibirnya pada bagian lutut Astri,mengecup, menjilat dan menggigit-gigit kulit mulus yang ditumbuhi bulu halus itu. Menjilati lipatan lutut dengan perlahan terus menuruni bagian dalam paha wanita muda yang hangat itu. Sungguh kulit yang mulus dan licin akibat peluh yang mulai merambati seluruh tubuh mereka.
Sampai pada akhirnya bibir dan lidah Dino terdampar pada gundukan yang di hiasi bubu – bulu halus, ’Oh sungguh indah dengan lwarna memerah muda yang telah diselimuti kelembaban yang hangat’, menguakkannya menemukan lepitan memerah muda yang berdenyut-denyut...
”Ahh.....mas.......” lenguh Astri tatkala bibir dan lidah Dino bermain pada bagian yang paling intim miliknya.
Jilatan Dino membelai lepitan itu berkali-kali, terkadang menusuk-nusuk mencoba masuk lebih dalam. Dan menemukan tonjolan sebesar kacang tanah yang segera di kulumnya dengan lembut dan hati-hati. ’Wanita muda ini pasti akan sangat menikmatinya’ pikir Dino
”Ouhhhh..................”erangan Astri terdengar keras dengan mata membeliak-beliak seiring tubuhnya yang menggeliat-geliat bak cacing kepanasan. Kedua tangannya kini tak lagi berada pada rambut Dino melainkan mencengkeram sprey ranjang mencari penguatan disana...
Permainan ini benar – benar memabukkan bagi Astri. Yang ada hanya hasratnya menginginkan penuntasan sesegera mungkin.
’Kinilah saatnya untuk permainan utama, dan aku tak akan menundanya lagi’ pikir Dino. Dino mengerti akan hal itu lalu bangkit melepas kain penutupnya yang terakhir dan duduk menyilangkan kakinya dibawah kaki Astri. Membukakan kedua paha wanita muda itu menggeser pantatnya hingga paha mereka saling menempel. ’Oh sungguh mempesona kaki yang jenjang dengan bulu – bulu halus ini pikir Dino. Dengan tangannya Dino menggenggam batang pejalnya, menempelkan kepalanya pada lepitan Astri, menggosokkan kepalanya yang membulat pada celah merah muda tersebut.
”Ohhhh................”rintih Astri merasakan gerusan kepala batang kejantanan Dino pada kewanitaannya yang telah basah.
Dino mendorong perlahan hingga kepala batang kejantanannya mulai menyeruakkan lepitan tersebut. Lalu ia bangkit dan mulai menindih tubuh sintal itu. Kedua paha Astri terbuka lebar tertahan oleh lengan Dino yang bertumpu di ranjang. Dino bergerak......
”Ahhhh........Mass” jerit Astri tatkala batang kejantanan Dino menyeruakkan lepitan kewanitaannya dan terus mendesak masuk. ’Oh sayangku saat inilah yang sedari tadi ku tunggu, tuntaskanlah’ Batin Astri. Matanya yang bulat mendelik hingga hanya bagian putihnya saja yang terlihat. Batang pejal itu terus mendesak masuk mili demi mili seiring dengan Astri yang menahan napasnya selama perjalanan batang tersebut hingga terbenam seluruhnya memenuhi keinginan akan hasratnya...
Dengan kedua kaki Astri yang terbentang lebar pada lengannya, Dino bergerak perlahan mendaki lereng gairah yang terjal mengiringi langkah – langkah Astri bersama, menggapai puncak tujuan yang pasti akan sangat melenakan. Perlahan dan lembut pinggul Dino bergerak naik turun, menghunjamkan batang pejalnya pada kewanitaan Astri, merasakan liang itu menyambut dengan denyut-denyut pada dindingnya. Kecipak- kecipak seksi terdengar dari pertemuan dua organ intim mereka memenuhi seisi ruangan kamar.
Kini kedua kaki Astri lepas dari kungkungan kedua lengan Dino dan sekarang berada pada posisi membelit ke belakang kaki Dino dan mengunci disana. Di sela – sela hunjaman pinggul Dino, pinggul Astri bergerak ritmis berputar perlahan, sesekali mendorong keatas menyambut hunjaman Dino.’Segeralah kasih...aku hampir tak tahan’ rintihnya Astru dalam hati.
”Ufgh..........” geram Dino merasakan batang pejalnya seolah – olah di pilin oleh kelembutan yang mencekal. Hangat dan liat mencengkram setiap mili batang pejalnya, kadang berdenyut mengurut serasa menghisap.
Mereka bergerak makin cepat. Gerakan tubuh mereka seirama dan kompak. Keringat telah membasahi seluruh permukaan kulit mereka, menjadikannya mengkilat, sungguh pemandangan yang sangat seksi. Peluh itu juga timbul pada wajah Astri yang telah kemerahan, mengalir turun pada leher, sangat indah sekali. Juga pada bukit dadanya yang berguncang – guncang seirama gerakan mereka .
Gerakan Dino makin cepat. Begitu juga dengan ceracauan tak jelas yang keluar dari bibir Astri makin sering tardengar.Hingga....
”Ahhh....mass........” jeritan kecil Astri menandai tujuannya telah tercapai. Tubuhnya melenting seperti busur kemudian langsung memeluk Dino dengan erat dan ketat. Dirirngi gerakan tubuhnya yang liar tak beraturan, menggelepar nikmat , mulut indahnya langsung menemukan pundak Dino, menggigitnya....!!!. Klimaksnya datang melambungkannya ke awan warna warni meledakkan perasaanya hingga tak bersisa, melayang turun kembali dengan perasaan yang utuh terpenuhi dengan tubuh lunglai tak bertenaga. Memandang lelaki wajah lelaki idamannya itu tengah berkutat dengan nafsunya yang telah memuncak. ’Oh kau benar-benar jantan kasihku’ hati kecilnya berkata lirih.
Dino terus bergerak memberikan hunjaman- hunjaman kuat, mendesak pinggul indah wanita sintal itu tenggelam ke ranjang memacu bara gairahnya yang juga telah membakar seluruh sumsum tulangnya. Terasa lecutan-lecutan mengalir dari ujung kakinya, terus pada tulang belakangnya, leher dan...
”Di dalem aja mas......ufhh..” bisik Astri pelan seakan tau ditengah gelinjang tubuhnya, memberikan putaran-putaran pinggulnya mengimbangi gerakan Dino.
”Aargh........”geram Dino sambil mendesakkan pinggulnya kuat – kuat hingga tubuh Astri terbenam dalam kasur ranjang, menyentakkan kepalanya, memeluk tubuh wanita sintal itu seolah akan meremukkannya, merasakan aliran kuat pada pembuluh kejantanannnya mengalir menuju pelepasannya, kejantasannya berdenyut sesaat dan cairan hangat yang kental tersembur bak letusan gunung berapi yang melepaskan lavanya yang terpendam. Tersentak – sentak tubuh tegapnya seirama letusan yang terjadi.
”Ahh.............” Astri terpekik merasakan semburan materi hangat mencercah setiap mili dinding kewanitaannya. Bergemuruh mnerjang apa yang ada dihadapannya dan membuatnya basah. Membasahi dinding lembut yang lembab, mengalir tak tertampung menuruni lerengnya dan perlahan menjadi dingin.....
Suasana menjadi hening, keduanya terdiam dengan napas yang masih tersengal – sengal menikmati sisa ledakan klimaks yang telah meledakkan perasaan mereka. Dino bergerak dan tubuhnya meluncur dan berbaring ke samping Astri yang masih memejamkan matanya.
”Mas Dino.........”Panggil Astri seraya bangkit berbaring pada dada lelaki pujaannya itu. Wajahnya bersemu kemerahan menandakan birahinya terpenuhi seutuhnya.
”Hmm......”gumam Dino.
”Mas.....terimakasih.., mas telah melengkapkan kebutuhan Astri” imbuhnya perlahan
”Mas...kali ini wuihhh.......sangat dahsyat rasanya, Astri takkan bisa melupakan mas” tambahnya lirih.
”Ya.... mas juga ......”sahut Dino seraya mengecup kening wanita muda itu.
”Ayo kita beres- beres” ajak Dino menggamit lengan Astri bergerak ke kamar mandi.
Mereka mandi bersama, saling menyabuni, menggosok dengan kasih dan sayang. Lalu cek-out dan dengan menggunakan becak kembali ke mesjid dimana Dudi telah menunggu dengan cemberut.
”Lama banget sih, kemana aja? Hampir hujan lo ini...” gerutunya ke pada Astri.
”Adaa deh....., ayo kita berangkat pulang, mas Dino juga sudah ditunggu teman-temannya tuh ” jawab Astri manja.
Dino melepas mereka berangkat denga vespa Dudi dan mengaktifkan kembali Hp-nya.
”Pak Ade saya ada di mesjid, ayo kita kita pulang ” panggilnya pada Pak Ade supplier sahabatnya tersebut....
Tak lama berselang datang Pak Ade dengan ferozanya. Di dalamnya telah ada teman-temannya yang sama-sama sedari tadi mengikuti pesta pantai. Mobilpun bergerak......
http://siezhien.wen.ru