watch sexy videos at nza-vids!

Sebut saja aku Andi kejadian ini berawal ketika aku baru lulus smu, aku termasuk orang yang pendiam dan dari keluarga biasa-biasa saja. Aku sama sekali belum pernah berpacaran walaupun di smu lumayan banyak teman wanita yang menaruh perhatian kepadaku. Postur tubuh ku termasuk kurus dengan tinggi 169 cm dan berat hanya 60 kg. Aku bingung kenapa banyak yang suka mendekati aku, apakah mereka hanya mengejek aku atau karena suka padaku. Karena menurutku aku tidak terlalu ganteng dibandingkan dengan teman cowo yang lain.... Singkat cerita setelah lulus smu aku menganggur dirumah, karena terkendala biaya aku tidak bisa meneruskan untuk kuliah. Kegiatanku hanya dirumah saja mengurung diri dikamar mendengarkan musik kesukaanku. Sampai suatu ketika aku dikagetkan suara ada yang mengetuk pintu rumahku dari luar. Segera aku bergegas untuk membukakan pintu…… “Dewi…?!..kamu kah itu?”... aku terkejut ketika kubuka pintu ternyata dia adalah Dewi teman bermain semasa kecil ku dulu. “Knapa kmu Ndi?!... aku terhentak kaget mendengar suara Dewi. Pandanganku tertegun ketika melihat Dewi karena dia tidak seperti Dewi yang aku kenal ketika kecil dulu. Dewi yang sekarang begitu cantik dengan kulit yang putih bersih dan mulus, serta tubuhnya yg agak bongsor tetapi padat berisi. “ Hei… kamu koq bengong begitu sech..?..gertak Dewi sambil menarik tanganku. “Egghh…engga apa – apa aku kaget aja, aku kira siapa ternyata kamu”.. Gmana kabarmu?.. tanyaku Langsung saja aku mempersilakan masuk Dewi, kami saling bercerita tentang masa kecil kami berdua dan kenapa dia bisa ada disini. Ternyata dia dipindahkan kesekolah dekat tempat tinggalku oleh orangtuanya. Saat itu dia baru naik kelas 2 SMU. Setelah pertemuan itu kami selalu saling bertemu dimanapun kami mau. Karena selama Dewi sekolah didaerahku dia tinggal bersama paman dan bibinya yang tinggal tidak berapa jauh dari rumahku. Kami saling bercanda tertawa terkadang diselingi dengan cubitan nakal Dewi. Akhirnya tanpa ada yang mengucap setiap kali berjalan berdua kami saling bergandengan tangan seperti layaknya orang berpacaran. Dan aku pun selalu rajin menjemputnya ketika Dewi pulang sekolah. Diatas motor Dewi memeluk erat tubuhku seakan tidak mau terlepas dariku. Tiba-tiba aku merasakan punggungku seperti ada yang mengganjal, ternyata desakan buah dada Dewi yang menekan punggungku. Aku gelisah tidak bisa diam karena baru ini aku merasakan sensasi seperti ini. Payudara Dewi yang padat montok menempel pada tubuhku. Ternyata Dewi memahami kegelisahanku itu. “ kenapa Ndi..terlalu kencang ya, aku pegangannya?”.. “ Eh..enggak koq.. biasa aja?” jawab aku sekenanya. Padahal dadaku berdegub kencang menahan perasaan itu. Tiba-tiba Dewi mencubit pahaku, “Aduh… koq pake nyubit segala seh?”..tanyaku “Jangan pikiran kotor gtu donk!.. aku tau kmu lagi mikirin apa”.. sambil tersenyum kecil. Aku kaget ketika Dewi berkata demikian aku tidak bisa mengucap satu kata pun. Semenjak itu aku selalu malu bila berdekatan dengannya, tetapi Dewi suka sekali menggodaku. Sampai suatu ketika aku diajak kerumah orang tuanya didaerah Bogor. Dirumah itu tidak ada siapapun, karena kedua orang tuanya bekerja dan adik-adiknya masih disekolah. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, kami berdua pun istirahat. Aku duduk di sofa sedangkan Dewi mengambilkan minuman untukku. “Gmana Ndi.. cape?”.. “iya ne.. rumah kmu jauh juga ya?”tanyaku.. “kmu hauskan minum dulu biar hilang capenya”..seraya menyodorkan segelas sirup manis kepadaku. Dewi duduk disampingku dengan posisi menyender dipundakku. pandangan ku teralih kebalik kaos putihnya yang basah karena keringat. Sedikit terlihat dua buah daging putih mulus yang lumayan besar menyembul dari balik kaos putihnya. Dadaku serasa bergetar kembali, Dewi diam saja aku perhatikan. Mungkin karena begitu lelah setelah menempuh perjalanan jauh. “kmu kenapa Ndi..koq diem aja?”sergah Dewi Aku tersadar dari pandanganku, karena semenjak tadi aku memperhatikan kebalik kaos Dewi. “hayo…ngapain?”.. nakal juga kamu ya.. Dewi bangun dari tempatnya. Dan akupun langsung mencoba bangun dari tempatku. Tapi tiba-tiba saja Dewi mendorong tubuhku kembali keatas sofa. “Upss..koq kmu gtu?..tanyaku Tanpa mengucapkan satu katapun Dewi langsung duduk diatas tubuhku dengan posisi aku bersender disofa. Pandangan kami berdua bertemu, aku bisa mendengar desah nafasnya. Seakan Dewi ingin menerkamku. Sejenak aku terdiam tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Tubuhku serasa bergetar lemas, mulutku seakan terkunci. Dewi menantap tajam langsung ke dalam dua bola mataku. Dia pun melingkarkan kedua tangannya dileherku, dan Dewi mengecup bibirku… “mmm..” gumamku aku tidak membalasnya karena aku begitu kaget. Dewi tetap menatap tajam kearahku, tanpa seucap kata pun keluar dari mulutnya. Dewi pun kembali mencium bibirku, kali ini aku membiarkannya dan sedikit membalas sebisanya. Karena baru ini aku merasakan ciuman dari seorang wanita. Tiba-tiba saja Dewi melepaskan ciumannya, dia tertawa kecil. Dan aku pun dibuatnya bingung. “kamu belum pernah ciuman ya?”… Tanya Dewi Pertanyaan itu membuat aku kaget bukan main, aku malu sekali. Aku hanya bisa terdiam. Dewi memandang ku kembali, “aku tau koq.. kamu belum pernah pacaran”.. “makanya aku mau sama kamu..udah deh ga usah bingung gitu!”.. “aku percaya koq sama kamu..” Ucapan Dewi membuatku bingung sekaligus lega karena aku tidak memahami apa yang baru saja diucapkannya .ternyata dia tidak mempermainkanku. “aku sayang kamu Ndi”.. “mm..mm..aku juga sayang kamu”.. balasku Perlahan aku mencoba meraih tubuhnya, tetapi Dewi lebih dulu mendorong tubuhku sehingga tertidur diatas sofa. Dewi kembali menaiki tubuhku, dia menindih erat diatas tubuhku. Diciumnya kedua belah pipiku perlahan. Kupeluk erat dirinya seakan tidak akan kulepaskan. Tubuhku serasa bergetar hebat entah reaksi apa yang dialami tubuhku ini. Aku pun menciumi kedua pipinya dan kekecup keningnya. Dewi pun tersenyum, rasa geli dan panas menjalar ditubuhku seakan terbuai dengan apa yang baru pertama kali aku rasakan ini. Aku dicumbunya tiba-tiba bibirku kembali dilumatnya, lidahnya menjulur masuk kedalam mulutku. Aku mencoba mengikuti iramanya. “mmm.. Mmmm...dia mengerang... “mmMM..mm...ooohh.. kami saling menjilat, ludahku serasa terhisap habis olehnya. “Aaaauugghh..oohh...Sss..s.. pikiranku serasa kosong Napas Dewi juga terdengar seperti terburu-buru. Tidak terasa batang penisku terasa menonjol dari balik celana jeansku mengeras kencang sekali, Dewi merasakan hal itu. Dan dia pun menggeser posisinya agak kebawah. Dia mulai menekan-nekan dan meremas batang penisku dari balik celana. “aaaahh..” aku merasakan sensasi yang begitu luar biasa. Entah perasan apa yang menjalar ditubuhku, darahku mengalir begitu deras ,badanku serasa panas.aku mulai gemetar Diusap-usapnya tonjolan batang penisku dengan lembut. Terasa sekali penisku berdenyut, “Eehhmmmm...aku mendesah. Diremas-remasnya penisku dan akupun merasakan penisku sperti ingin berontak. “..Ooohh… sayang..oohh”..dengan suara gemetar. Aku membelai rambutnya “kamu cantik sekali sayang”.. Dewi hanya tersenyum memandangku dengan lembut. Dewi bangun dengan posisi tetap diatas tubuhku, diapun membuka kaos putihnya yang sedari tadi sudah basah dengan keringatnya. Terpampanglah didepanku sebuah pemandangan yang indah,dua buah payudara yang begitu putih terbalut BH berwarna pink. Dewi kembali mencium bibirku dijulurkan lidahnya. Kami saling menghisap kumainkan lidahku didalam mulutnya. Seakan tidak mau kalah diapun menarik lidahku dengan bibirnya.” Ooohh..mm..mm” nafasku semakin tidak beraturan. Dibukanya bajuku dengan tangan lembutnya sehingga aku bertelanjang dada. Aku terbangun dengan posisi aku tetap memangku Dewi. Dewi membuka BH-nya sendiri, dan melemparkannya kelantai. Diciumi diriku dengan lembut, perlahan Dewi memindahkan cumbuannya kearah leherku. “Aahh...” geli sekali rasanya. Dimainkannya kupingku dengan lidahnya, dikulumnya dan digigit-gigitnya kupingku. Aku tidak tahan aku merasa nafsu birahiku mulai muncul. Kudorong tubuhnya ”mmm..mm ...”gumamku. akupun langsung saja menghisap puting susunya. ”OOOohhh..Sss..mm” hanya desahan yang keluar dari mulut Dewi. Dia memegang dan memeras erat kepalaku, kumainkan puting satunya dengan jariku. ”Aauuughh…ooohh..”Dewi terus mendesah. Kuhisap terus putingnya sambil kugigit kecil.aku semakin bernafsu mendengar desahan nafas yang terdengar dari Dewi. . “mmm...” sambil terus kujilat –jilat payudaranya yang montok. Tangan kiriku meraba tubuhnya, sambil terus kumainkan puting susunya hingga merah merekah. ”OOOuugghh..Aaaa...hh” Dewi terus mengelinjang, kepalanya menggoyang kekanan dan kekiri. Tangan kiriku terus meraba tubuhnya dari dadanya turun kebawah. Ku usap-usap perutnya, kumainkan pusarnya. Dan aku mengusap bagian vitalnya dari balik celana. Nafas Dewi semakin tersengal-sengal. Karena dua bagian tubuhnya dimainkan sedemikian rupa. Akhirnya kucoba untuk membuka resleting celananya. Tanpa dikomando Dewi pun mencoba membantu membuka celananya sehingga Dewi hanya mengenakan CD saja. Aroma khas kemaluan wanitanya begitu tercium ketika jilatanku pindahkan dari putingnya kearah pusar. Rupanya kemaluan Dewi sudah basah sekali,dengan masih menggunakan CD aku mencoba menghisap kemaluan Dewi. Dewi semakin mengerang ketika kucoba untuk menjilati vaginanyadari balik CD-nya, diangkat pahanya tinggi seperti menyodorkannya agar terus kuhisap. Akhirnya aku tidak tahan lagi, kutarik paksa CD Dewi hingga sama sekali tidak memakai busana. Dewi diam saja sambil terus memejamkan kedua matanya, diraihnya kepalaku dan diarahkan kelubang kemaluannya. Vagina Dewi sangat bagus hanya mempunyai sedikit bulu yang halus. ”MMrrppp..ttt...Sslleppp..”kuhisap memiaw Dewi “Oooouggghhhh...aaaagggggghhh..” Dewi berteriak Dia mengangkat pinggulnya, matanya menerawang keatas langit-langit. “Mmmm…ss..ss oohh..”Desahku.. “Slleeepp..sleepp..ssrrpp”… ujung lidahku menjulur keluar masuk menusuk lubang vaginanya. Kumainkan daging yg menonjol ditengah vaginanya dengan lidahku, Dewi semakin menggelinjang tidak beraturan “AAauuuggghh…OOhhhh..” hanya itu yang terdengar dari mulutnya. Dewi hanya mengerang merasa kenikmatan. “oooohhh….. Dewi mengejang dan menjepit kepalaku agar terus menjilati vaginanya aku gesek-gesek terus memiawnya. Dan … ”Seeeerrrrrrr…. Aku mencium bau yang khas keluar, seperti ada cairan yang keluar dari vagina Dewi. Sepertinya dia sudah mencapai orgasmenya. Kuhisap semua cairan yang keluar dari memiaw Dewi tanpa ada perasaan jijik. Dewi menarik dan membalikkan tubuhku dengan sigap dia membuka celanaku. Dibukanya semua sehingga aku tidak memakai apa-apa. Matanya seperti terbelalak melihat penisku yang keras berurat dan berwarna coklat. Diusapnya perlahan ”MMmm…Oohh….pelan sayang” ucapku. Tanpa perasaan jijik sekalipun Dewi menghisap batang penisku. ”Ooooh….” aku merasakan sensasi luar biasa. ””Ooohh….aauugghh…ZZzss..s..ss.”deru nafasku tak beraturan.. ”mmmmm..zz..s..”aakkhh…”geli sayang….oohhhh..” tapi rupanya Dewi tidak menghiraukan kataku. Dia terus saja menikmati batang penisku, dihisapnya dengan lembut dari ujung penis hingga dasar buah penisku dan diremas-remasnya. “OOhhh…aku menahan nikmat, Dewi pintar sekali memainkan batang penisku seperti sudah sangat berpengalaman. ”Slleepp..sleppp..sleppp…”bunyi hisapan Dewi penisku serasa berdenyut. “Ooohh..ss..”nyeri sekali terasa seperti ada yang ingin keluar dari dalam tubuhku… Geli bercampur nikmat yang kurasakan kini “oooogghh…terus sayang..uurggh..orrggh..”badanku mengejang dan… Crooottttt….”aakkkhhhhhh”… spermaku keluar banyak sekali. Tetapi penisku masih didalam mulut Dewi. Oh…Ternyata spermaku muncrat mengenai mukanya, tetapi dia malah menjilat dan menghisap semua spermaku. Dewi hanya tertawa kecil. Dihisapnya semua spermaku yang tersisa. Dewi beranjak dari tempatnya, tangannya tetap memegangi penisku. Sepertinya dia ingin menindih aku kembali... oh.. tidak rupanya dia membimbing penisku masuk kedalam vaginanya dengan posisi aku dibawah. Digesek-gesekannya ujung penisku dibibir vaginanya. “Aaaahhh.....geli sayang” aku tersenyum Didorong tubuhnya menekan tubuhku, dimasukkannya perlahan ujung penisku “Oooohh.....mmmm...” Dewi mendesah Aku tarik pinggulnya dan kupaksa tekan. “Aaaahh…Dewi mengerang. Penisku masuk mendesak lubang vaginanya terus masuk. Tetapi agak sulit sepertinya sempit sekali “dia yang masih perawan atau tongkolku yang terlalu besar”… pikirku dalam hati . Perlahan-lahan kucoba terus menarik pinggulnya. Dewi menggigit bibir bawahnya seperti menahan sakit, “Aaaaahh.... “tubuh Dewi bergetar Bless….akhirnya penisku berhasil menembus pertahanannya. “Oowwww…..” Dewi merintih sambil memegangi bagian luar memiawnya. Dewi mulai memompa tubuhnya naik turun secara perlahan. “Oooogghh….belum pernah aku merasakan sensasi kenikmatan seperti ini..” “Mm..m...mmm..ss...ss” Dewi hanya bisa mendesis.. nafasnya seperti terburu. Goyangan pinggul Dewi semakin cepat. “Oohhh....oohh... Tidak kalah sigap aku meremas-remas kedua susunya. Sementara Dewi terus menggoyang tubuhnya .”Ooohhh... Dewi…..oohh..” “terus sayang..terus…mmm….s…s..s.s.” Dewi hanya bisa memejamkan matanya menikmati permainan ini. penisku terasa mulai bisa masuk semakin kedalam vaginanya. Ujung penisku terasa menyentuh dinding rahimnya. Dewi semakin mempercepat goyangannya tubuhnya mulai bergetar, tangannya meremas dadaku. “Aaaauuhhh’’’.. nikmat sekali.. Akupun ikut menggoyang tubuh Dewi dengan keras mengimbangi permainannya. Dewi menjulurkan lidahnya kepadaku, aku pun langsung menghisap dan menarik lidahnya. “MMm..mmm..mm….” “Sss..ss….ZZ…zz…. Orrgghh”.. kumainkan lidahnya didalam mulutku sambil terus menggoyang tubuhnya. Kuremas pantat Dewi menekan agar penisku terus masuk kedalam memiawnya “goyang terus sayang..Oghhh…truss.. oohh”.. Aku terus menggoyang tubuh Dewi “Ooooohhh..aauughhhh..”… Dewi mengerang rupanya dia mengalami orgasme. Tubuhnya mulai lemas goyangnya semakin perlahan. Akupun membalikkan tubuhnya karena aku sendiri belum keluar. “Gantian ya sayang”…kataku Dewi hanya bisa menganggukkan kepalanya, Dewi terkulai lemas. Kubuka lebar selangkangannya, penisku sudah keras sekali urat-urat begitu menonjol sudah ingin masuk kedalam sarangnya. Aku arahkan penisku ke lubang vaginanya. Rupanya Dewi tidak sabar ditariknya penisku dan dibimbing masuk kedalam lubang vaginanya yang sudah basah. Ditekannya pinggulku sehingga tongkolku masuk mendesak langsung kedalam memiawnya “Auuuww….hh….” Dewi menjerit kecil. Akupun mulai menggoyang Dewi perlahan, penisku serasa penuh didalam lubang vaginanya. Aku merasakan penisku terjepit oleh dinding memiaw Dewi. “OOhh…mmmm…. terus kusodok sampai terasa ujung penisku menyentuh dasar vaginanya. .. Dewi mengerang ”AAuugghh..sakit…” Baru itu aku mendengar ucapan Dewi dari pertama aku mulai mencumbunya. Aku pun semakin bernafsu. kupercepat goyangan ku. “Pleeek..pleekkk..”.. “mmm.MMm..mmSs.s.” Dewi mendesis Semakin kupercepat irama goyanganku, Dewi semakin menggeliat seperti cacing kepanasan. Hal ini membuat nafsuku semakin tidak terkendali. Ku genjot terus tubuhnya. “AAauuughhh….OOhhh..Sssmm”.. “Oohh.. …enak sekali sayang” Dewi terus memegangi pinggulku seakan meminta aku untuk terus mempercepat goyangan. Tiba-tiba aku merasakan kehangatan dari dalam memiaw Dewi, rupanya Dewi orgasme kembali. “Sebentar sayang……sebentar lagi aku keluar” Terus saja aku pompa Dewi, kocokanku semakin menjadi.. “AAkkkkkkhh.. “ seperti ada yang ingin keluar. “tahan sayang …aku mau keluar”… “Arrrrrggggggghhhhh…..Cret…crettt..creeett…ooohhh.. ”banyak sekali Spermaku yang keluar. Aku memeluk Dewi dan Dewi pun memeluk erat diriku. Muka Dewi tampak tegang seperti menahan kenikmatan. Agak lama aku mengeluarkan spermaku didalam lubang memiawnya. Aku pun menghela napas panjang,... “hhhmmm... Tiba-tiba aku tersentak kaget. Didalam hati aku berpikir. “Apakah yang baru aku lakukan ini, aku telah melakukan hal yang tidak pantas kepadanya?”….aku seperti orang yang kebingungan. Aku pun membalik tubuhku, pandanganku menatap keatas langit. “Apa yang baru aku lakukan ini?!!... “aku telah menodai orang yang belum menjadi istriku” … Perasaan menyesal berkecamuk didalam hatiku, aku hanya bisa terdiam. Tergeletak disamping Dewi yang masih mengatur nafasnya kembali. Dewi memalingkan mukanya kearahku. Dia hanya tersenyum, melihat senyumannya perasaanku begitu iba kepadanya. Karena aku telah merasa berdosa, Dewi mengangkat kepalanya dan meletakkannya diatas dadaku. Dia mengusap-usap dadaku, Dewi terdiam sejenak tiba – tiba aku merasakan ada air yang mengalir diatas dadaku. Aku terkaget, ternyata Dewi mengeluarkan air matanya. Hal ini membuat aku semakin bingung menjadi. “Maafkan aku Dewi…”.. hanya kata tersebut yang keluar dari mulutku. Dewi masih terdiam, hatiku serasa tidak tenang perasaan ku kacau. “apakah aku telah menyakiti hatinya”… “Dew….!”.. baru aku akan berkata Dewi langsung menutup bibirku dengan jarinya. “ Aku sayang sama kamu… Ndi.., aku selalu ingin didekatmu”.. “aku tahu kamu merasa bersalah kepadaku, tapi aku tidak menyesal akan apa yang baru saja kita lakukan”.. ucap Dewi “tapi Dew?!!... “SSsstt… sudahlah..aku melakukan ini karena aku sayang kamu dan aku percaya sama kamu”… sergah Dewi. Aku hanya bisa diam terpaku tanpa ada kata- kata yang bisa aku ucapkan ketika mendengar ucapan Dewi itu. Dewi tersenyum kembali kepadaku. Dia mengangkat tubuhnya dan mengecup keningku. Aku pun kembali membalas ciumannya, kucium bibirnya .. Kuhisap dan kunikmati .. kali ini kami berciuman begitu mesra kami berdua memainkan lidah kami. Diusapnya tubuhku semakin kebawah dan akhirnya usapan itu mencapai penisku. Usap-usapan nakal dari Dewi ternyata membangunkan kembali penisku yang sudah tertidur. Hingga hal tersebut membuat kami bernafsu kembali. Kami pun mengulanginya kembali tidak terasa sudah beberapa kali kami bercinta. Semenjak saat itu dimana ada kesempatan kami selalu melakukannya kembali. Entah dirumah Dewi ataupun dirumahku saat keadaan sepi. Kami seperti dua orang kekasih yang tidak akan mau dilepaskan. Hubungan kami berjalan selama hampir 2 tahun. Hingga sesuatu terjadi, Dewi tiba-tiba saja memutuskan hubungan kami. Aku sangat terpukul dengan kejadian itu, karena aku tidak pernah tahu sebab akibat kenapa Dewi melepaskan aku begitu saja. Aku sangat marah dan stress memikirkan hal tersebut, aku menyusul Dewi kerumahnya di Bogor dan meminta penjelasan kepadanya. Dewi mengatakan bahwa orangtuanya tidak setuju berhubungan denganku mungkin karena orang tua Dewi merasa orang yang tinggi derajatnya. Dan Dewi juga menyatakan bahwa ibuku juga tidak setuju dengan hubungan kami. Hal itu dia dengar langsung dari ibuku. Akupun pulang dengan perasaan hancur, dan rasa penyesalan yang mendalam. Sejak kejadian itu aku jatuh sakit, berbulan lamanya aku memendam perasaan sakit tersebut.